Ketika kita tanya secara random kepada orang-orang di DKI Jakarta ini ternyata ada yang menjawab tahu tapi ada juga yang menjawab tidak tahu dengan keberadaan Gereja Tugu. Apa artinya? Artinya Gereja Tugu dengan peninggalan sejarah, seni dan budayanya harus benar-benar dikemas secara profesional pada masa kekinian untuk manfaat pariwisata bukan saja bagi komunitas Tugu dan GPIB Jemaat Tugu yang secara pengelolaannya diserahkan oleh pemimpin Gereja yang merupakan Putra Tugu : Pdt. Albert Hermanus Quiko pada tahun 1960an tetapi juga bagi Pemerintah DKI Jakarta.
Gereja Tugu dan kawasannya sejak Tahun 1970 ditetapkan sebagai kawasan bersejarah yang dilindungi pada masa kebijakan Gubernur Ali Sadikin. Bahkan Pada tahun 1999 melalui Perda 9 ditetapkan Gereja Tugu sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Pertanyaannya kini bagaimana dengan kawasannya?
Kawasan di sekitar Gereja Tugu yang beradius 600 m2 seharusnya steril dari industri apapun. Tetapi apa kenyataannya kini penuh dengan trailer dan container yang hilir mudik di sepanjang Jalan Raya Tugu. Sehingga mencoreng makna wilayah yang harus mendapat pengakuan yang dilindungi karena sejarahnya yang panjang.
Siapa yang dipersalahkan? Komunitas Tugu? Karena menjual tanah warisan nenek moyang mereka? Tetapi manakala menetapkan daerah bersejarah dan dilindungi maka pemerintahlah yang harus konsen memperhatikannya dan mendukung Gereja Tugu dan kawasannya menssuport masyarakat asli Kampung Portugis Tugu itu.
Harus ada kebersamaan dalam menata Kampung Portugis Tugu. Pemerintah, Komunitas Tugu, pengelola GPIB Tugu baik tingkat Jemaat dan Sinodal serta masyarakat industri melalui CSR (Coorporate Social Responsbility) harus bahu-membahu jika memang Kawasan Gereja Tugu kita jadikan mendukung Program Nawa Cita Presiden Joko Widodo dengan target 20 juta Indonesia sebagai daerah destinasi wisata dunia.
Ketua IKBT Erni L Michiels bersama musisi Cavaquinho Portugal Julio Pereira
Tradisi Festival Budaya Kampung Tugu dengan menghadirkan pentas seni budaya, seminar sejarah Tugu, ekonomi kreatif melalui suvenir dengan berbagai ide harus dicuatkan. Maka peranan Komunitas Tugu dan Pengelola Tugu harus mendorong pemerintah untuk menssuportnya.
Berita baik yang patut kita angkat untuk mengembangkan wisata Kampung Tugu adalah gagasan dari Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara Bapak Bambang Sugiyono yang menelorkan gagasan 12 Jalur Destinasi Wisata Pesisir dimana Gereja Tugu sebagai salah satunya harus kita perkuat dan dukung terus menerus. Itu artinya Program Kerja dan Anggaran Komunitas Tugu dan GPIB Tugu harus memasukkan program budaya secara serius jika hendak mendapat manfaat akibat ditetapkan Tugu sebagai Cagar Budaya.
Perjuangan membangun Gereja Tugu yang memasuki usia 270 tahun dengan segala pendukungnya di bidang sejarah, seni dan budaya harus dengan niat dan usaha militan untuk dibangun. Karena mengandalkan sumber daya mineral pada masa sekarang dan akan datang tidak bisa dilakukab secara maksimal lagi karena kelangkaannya, kini tinggal ekonomi kreatif mengelola sejarah, seni dan budayalah upaya yang takkan mati dapat terus menerus dilakukan, tetapi tentunya dibangun,ditumbuh kembangkan dengan pola patembayan secara organisatoris yang profesional meninggalkan sistem paguyuban yang kolot tak mudah terbuka untuk suatu kemajuan bersama.
Niscaya dengan semakin tuanya Gereja Tugu justru peluang besar untuk memajukan wisata tentunya memang disamping tujuan utama tempat beribadah karena masih dapat dimanfaatkan sebagai tempat ibadah. Hal yang menggembirakan lagi melalui arahan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Gereja Tugu menjadi prioritas utama untuk direhab/direvitalisasi ini menjadi doa kita semua.
Pada akhirnya kerjasama yang baik antara Komunitas Tugu yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Tugu yang kini dipimpin oleh Putri Tugu : Erni Lisje Michiels dengan Pengelola GPIB Tugu DKI Jakarta yang kini dipimpin oleh Ketua Majelis Jemaat (KMJ) : Pdt. Egbert Parasian Sihombing, S.Th., M.Min harus dibina dengan baik.
Kiranya Tahun 2019 dana untuk merenovasi/merevitalisasi Gereja Tugu dapat berjalan sesuai dengan harapan sehingga nama Tuhan dapat terus diagungkan dan dimuliakan. Amin. ( Johan S / Red)
